sumber gambar : mumbailive.com
secara fundamental, pembangunan hunian vertikal pada kawasan perkotaan adalah suatu bentuk penataan ruang utnuk menghasilkan kualitas lingkungan kota yang sehat karena hunian vertikal bersifat efisien dalam penggunaan lahannya. disamping itu hunian vertikal juga memberikan kesegaran untuk lahan terbuka hijau tetap ada karena faktor "vertikal" dri hunian vertikal tersebut. namun di sisi lain pada realita yang terjadi, hunian vertikal dalam hal ini berupa rusunawa, apartemen dan sejenisnya tidak sesuai sasaran untuk siapa hunian tersebut, entah itu faktor kesengajaan atau ketidaksengajaan, entah itu faktor "money is king" atau "humanity and social are second priority", mengapa demikian ?.
dari perspektif ekonomi di kawasan kota besar, aktivitas ekonomi pendukung dan penggeraknya berasal dari berbagai strata sosial dan ekonomi yang beragam, strata sosial yang turut berpengaruh yaitu dari strata menengah ke bawah, terus kaitannya dengan hunian vertikal ? pelaku penggerak ekomoni perkotaan (masyarakat kota) yang menjadi faktor pendukung pertputaran aktivitas ekonomi harus mendapat dukungan dan apresiasi atas keberlangsungan perputaran ekonomi perkotaan tersebut melalui hunian vertikal yang diperuntukkkan untuk masyarakat tersebut, DENGAN CATATAN bahwa pembangunan hunian vertikal harus tepat sasaran dan berpihak kepada yang membutuhkan (masyarakat kota penggerak ekonomi kota).
.
logikanya, "pembangunan kawasan kota adalah untuk kebahagiaan masyarakat kota", jika ada pembangunan (entah itu hunian vertikal atau sebut saja apartemen atau rusunawa/rusun sebagai contoh kasus) yang intens dan berskala besar tetapi masih ada masyarakatnya yang butuh dan berhak mendapat hunian layak bahkan dalam beberapa kawasan masih ada yang tinggal dalam rumah tidak layak huni, maka berdosalah (wallahu a'lam) mereka yang berwenang/berkewajiban untuk memanusiakan manusia dalam kasus ini MASYARAKAT MENENGAH yang juga berperan sebagai PENGGERAK EKONOMI KOTA.
.
Sebagai kesimpulan, dengan melihat kondisi ketersediaan lahan di kota makassar yang sudah mendekati kata "tidak tersedia" maka perlu adanya hunian vertikal sebagai solusi untuk menjawab problem tersebut, AKAN TETAPI yang perlu menjadi catatan yaitu sasaran penghuni hunian tersebut harus ditujukan kepada mereka yang berhak.
.
"KOTA YANG HEBAT TIDAK DILIHAT DARI SEBERAPA BANYAK DAN MEGAH BANGUNANNYA, AKAN TETAPI DILIHAT DARI SEBERAPA LEBAR TAWA DAN SENYUM MASYARAKAT KOTA"
\adiguna kurnia