Arsitektur Modern
Arsitektur modern lebih mengutamakan fungsi dalam menentukan bentuk,
ukuran dan bahan dengan ornamen yang minim dan fungsional. Di masa
sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya
arsitektur modern dengan penyesuaian terhadap bahan bangunan dengan
teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup
penghuninya. Massa bangunan yang dcenderung kubus dengan dekorasi
ornamen garis vertikal, horizontal, dan diagonal yang sederhana pada
dinding eksterior yang luas. Tampak bangunan didominasi dengan jendela
yang berukuran lebar dan atau tinggi, lis plang beton memanjang dan
kanopi yang menjorok ke depan.
Rumah dengan arsitektur modern memiliki ornamen yang sederhana dengan
plafond bertingkat dan void di ruang publik memberi kesan luas.
Pengelolaan ruang dibuat saling terhubung dan hanya dibatasi dibatasi
oleh dekorasi interior yang tidak masiv sehingga terkesan transparan dan
menerus.
Penggunaan bahan stainless steel finishing polished, aluminum
anodized,glossy tile, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan
dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal
berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan bangunan
dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized
metal, granitile, grc, perforated metal dll.
Arsitektur Mediterania
Arsitektur mediterania ini memiliki ornamen sederhana yang
mengutamakan kenyamanan. Arsitektur mediterania terinspirasi dari
bangunan-banguna Italia dan Spanyol. Bentuknya yang dinamis dengan
penataan massa bangunan menyebar pada rumah dengan lahan yang luas,
meskipun ada juga rumah bergaya mediteranian dengan komposisi bentuk
yang kompak, untuk rumah pada lahan yang lebih terbatas. Tampak (fasad)
bangunan memiliki balkon-balkon yang menonjol dengan jendela memiliki
ukuran lebih kecil dan sedikit.
Untuk desain interior dengan langit-langit yang umumnya langsung
mengekspos struktur atap dan tidak terlalu tinggi. Untuk bangunan
bertingkat langit-langit memperlihatkan langsung struktur lantai. Tapi
di Indonesia umumnya masih menggunakan plafond, baik pada bangunan satu
lantai maupun rumah bertingkat. Hal ini dikarenakan persepsi sebagian
besar orang Indonesia yang menganggap sebuah rumah belum lengkap jika
tidak memiliki plafond. Memiliki ruangan dengan ukuran luas yang lebih
efisien, tidak berlebihan namun tata letak ruangan masih tetap
terpisah-pisah menggunakan pemisah masif seperti dinding.
Penggunaan bahan bangunan pada gaya arsitektur mediternian umumnya
menggunakan bahan bangunan yang natural, seperti kayu dengan finishing
mate atau dof, besi tempa (wrough iron), penutup lantai keramik berjenis
rustic dengan nat yeng lebar 4-7 mm, batu alam berwarna muda (cream,
beige) meskipun banyak juga yang menggunakan cat sebagai finishing
eksterior terutama interior.
Arsitektur Klasik
Arsitektur Klasik (Classic) memberikan kesan yang anggun dan mewah.
Ciri khas arsitektur klasik yaitu pada pilar-pilar, ornament, dan
profil-profil yang yang berkembang pada saat Kerajaan Romawi atau Yunani
kuno. Bangunan dengan gaya klasik memiliki ukuran yang melebihi
kebutuhan fungsinya. Memiliki komposisi bangunan yang simetris dengan
tata letak jendela yang teratur (monoton).
Untuk desain interiornya, misalnya langit-langitnya memiliki
ketinggan ideal 3.5 meter, sehingga dapat mengekspresikan kemegahan.
Bentuk lengkung dan lebar menjadi ciri khas pada tangga rumah klasik.
Setiap jenis ruangan dibuat terpisah dengan ukuran yang besar. Dinding
dilapisi motif floral atau garis sementara tirai jendela dipilih yang
berbahan tebal dan menjuntai sampai ke lantai. Furnitur pun dipercantik
dengan teknik ukir, pahat dan penyepuhan yang membuatnya semakin
terlihat mewah. Bahan beludru dan brokat banyak diterapkan sebagai bahan
penutup untuk furnitur maupun tirai. Warna-warna seperti kuning
keemasan, biru langit dan krem banyak diterapkan pada ruang, furniture
maupun elemen pelengkapnya.
Arsitektur Tema
Menurut Gunawan Tjahyono, “Tema Dalam Arti Purbanya Lebih Merupakan
Pijakan Bagi Sebuah Tajuk. Dari Situlah Kita Yang Terlibat Dalam
Kehadirannya Berangkat Untuk Melakukan Bahasan, Ulasan, Dan Tindakan
(Intelektual). Dengan Demikian, Tema Melandaskan Seluruh Olahan Berkarya
Dan Tindakan Intelektual Atau Seni. Dari Contoh Yang Sama, Dalam Bidang
Arsitektur, Tema Dapat Melandasi Tindakan Berarsitektur.” ( Kilas
Jurnal FTUI, Januari 2000, Volume 2 Nomor 1, Halaman 79 )
Arsitektur adalah dunia yang tidak bisa dilepaskan dari tema, karena
dengan tema itulah kehadirannya dapat lebih bermakna. Lebih daripada itu
arsitektur adalah dunia yang di dalamnya terdapat semangat untuk teru
mencari sesuatu yang baru dan semangat untuk mencari jawaban.” ( AMI –
Arsitek Muda Indonesia, Penjelajahan 1990 – 1995, Subur, Jakarta, 1995
).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, tema adalah :
– Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan ) dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan lain – lain.
– Bertema, berarti mempunyai tema.
– Bertemakan, berarti berlandaskan tema.
Tema berasal dari bahasa Yunani yaitu Tithenai yang berarti
meletakkan, dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Theme yang
selanjutnya kita kenal dengan istilah tema yang memiliki arti apa yang
diletakkan, dinyatakan dan memposisikan sesuatu.
Tema terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu :
– Dari unsur teraga, nyata (seperti tema tentang flora, tema hutan, tema fauna dan lain-lain).
– Dari unsur tak teraga, abstrak (seperti tema kemanusiaan, tema budaya, dan lain-lain).
Arsitektur Minimalis
Gb. Rumah dengan gaya Arsitektur Minimalis
Arsitektur Minimalis, Pada awal 1990 banyak muncul pengembang
bangunan perumahan di Indonesia yang menawarkan alternative rumah
tinggal. Mulai dari perumahan tipe besar, sedang dan kecil. Variasi
perumahan dengan tipe-tipe tersebut bertujuan agar hunian bisa
terjangkau oleh berbagai kalangan. Bagi masyarakat dengan golongan
ekonomi menengah memiliki rumah tinggal yang berdiri pada lahan 100 m2
hingga 200 m2 adalah pilihan yang tapat, karena lahan tersebut tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Perancangan secara maksimal dapat
memenuhi kebutuhan penghuni karena bisa dirancang dua lantai atau
lebih. Pada masyarakat modern saat ini, rumah tinggal yang berdiri pada
lahan 100 m2 sampai 200 m2 banyak di bangun dengan gaya minimalis. Gaya
minimalis semakin meningkat karena tampilannya yang simple.
Arsitektur minimalis lahir pada bad ke-18, tetapi gaya minimalis ini
baru berkembang di Indonesia pada saat memasuki tahun 2000 yang
keberadaannya tidak lagi mengikuti pakem aslinya tapi telah mengalami
penyesuaian dengan kondisi lokal sehingga bertransformasi menjadi gaya
minimalis eklektik yang merupakan perpaduan unsur minimalis dengan unsur
lain sehingga menghasilkan gaya-gaya baru, seperti minimalis tropis,
minimalis etnik, minimalis kontemporer dan sebagainya.
Pembentuk eksterior terdiri dari kesederhanaan sedikit komposisi
massa, estetika diberikan oleh perbandingan besar kecil yang harmonis,
kombinasi tekstur monoton dalam kesedarhanaan bentuk-bentuk geometris.
Interior ditata dengan penempatan perabot interior sehingga tidak
memenuhi ruang dengan berlebihan. Ruang berlanjut antara ruang satu dan
lainnya tanpa pembatas ruang yang solid, ruang terkesan luas dan
menyatu. Jendela dan pintu dengan ukuran agak besar dalam bentuk
sederhana. Dengan bahan bangunan hasil industri seperti, metal,
aluminum, beton jadi, homogenus tile, keramik dan mengekspos bahan-bahan
natural seperti kayu, batu tanpa finishing yang berlebihan.
Arsitektur Eropa
Karakteristik Morfologi pada Arsitektur Eksterior Bangunan di Eropa :
- Bukaan dengan ukuran besar, terutama pada sisi selatan
bangunan Bertujuan memanfaatkan sinar matahari sebagai
pencahayaan alami dan pemanas alami (kalor) dalam
bangunan.
- Penggunaan material kaca sebagai elemen penutup dinding,
terutama pada sisi selatan bangunan Bertujuan
memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami
dan pemanas alami (kalor) dalam bangunan.
Exterior Bangunan Di Eropa…
- Penggunaan sunscreen, terutama pada sisi bangunan tempat
jatuhnya sinar sinar matahari Bertujuan mengurangi sinar
matahari langsung masuk ke dalam bangunan.
- Penggunaan material transparan pada sebagian elemen
penutup atap Bertujuan memanfaatkan sinar matahari
untuk pencahayaan alami pada bangunan.
- Penggunaan sistem pencahayaan alami tidak langsung
Bertujuan mengurangi silau dari sinar matahari yang
digunakan sebagai pencahayaan alami pada bangunan.
-
Karakteristik Morfologi pada Interior Bangunan Di Eropa :
- Penggunaan elemen penutup dinding kaca Bertujuan
memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan dan
pemanasan alami. Material penutup kaca yang berada pada
Analisa Morfologi Bangunan Sub Tropis Studi Kasus : Bangunan
Bertingkat 42 Tinggi Dan Sedang di Benua Amerika
sisi bangunan tempat jatuhnya sinar matahari menggunakan
sistem double glazz atau pelapis kaca.
- Penggunaan sistem ruang terbuka tanpa pembatas solid
Bertujuan memanfaatkan sinar matahari pada sisi interior
bangunan.
Interior Pada Bangunan Di Eropa…
- Penggunaan material transparan untuk pembatas ruang
Bertujuan memanfaatkan sinar matahari pada sisi interior
bangunan.
- Bukaan pada sisi atap bangunan Bertujuan untuk sirkulasi
udara alami dengan sistem yang berbeda antara musim
dingin dengan musim panas.
sekian duluh ya,,,,,,,,,,,,,
Arsitektur Alam
Arsitektur Merupakan Salah Satu Kebudayaan Manusia, Misalnya
Piramida, Istana, Mesjid Dan Lain-Lain Yang Semuanya Adalah Karya Seni
Manusia. Selain Bangunan Yang Dibuat Oleh Manusia Dialam Juga Ada
Arsitektur Yang Keindahan Dan Keunikannya Jauh Lebih Bagus Dibandingkan
Buatan Manusia. Misalnya Satwa-Satwa Yang Ada Didunia Ini Masing-Masing
Memiliki Struktur Tubuh Yang Berbeda Dan Prilaku Satwa-Satwa Tersebut
Juga Berbeda-Beda Yang Memang Dimilikinya Sejak Dilahirkan.
Beberapa keunikan dan keterampilan yang dimiliki oleh satwa
bermacam-macam, misalnya dalam hal membuat sarang sebagai tempat tinggal
mereka. Sarang yang dibuat oleh satwa terkadang hanya dianggap oleh
sebagian manusia sebagai sebuah tempat yang biasa dan tidak memiliki
keistimewaan. Padahal kalau kita mempelajarai prilaku satwa-satwa
tersebut mulai dari membuat sarang, mencari makanan ataupun pola hidup
mereka ternyata semuanya sangat indah dan mengesankan.
Berikut akan dijelaskan beberapa arsitektur alam yang unik dan istimewa :
- Lebah Madu
Lebah merupakan satwa yang memiliki keistimewaan dapat menghasilkan
madu. Madu banyak sekali manfaatnya, baik dikonsumsi, untuk kesuburan
rambut ataupun untuk kecantikan. Madu yang dihasilkan oleh lebah
disimpan di kantung madu yang berbentuk heksagonal yang tersusun secara
teratur. Alasan lebah memilih heksagonal sebagai bentuk tabung madu
ternyata bentuk heksagonal memiliki kapasitas tampung yang lebih besar
untuk menyimpang madu bila dibandingkan bentuk-bentuk lain seperti
segitiga, segiempat, lingkaran ataupun bentuk-bentuk lainnya. Dalam
membuat sarang lebah mengerjakannya secara bergotong-royong dan
kemampuan lebah dalam membuat sarang ternyata telah diberikan saat
mereka baru dilahirkan.
Sarang Lebah Sebagai Contoh Menjadi Inspirasi Pada Desain Arsitektur…
- Berang-berang.
Berang-berang hidup didalam danau. Karena kemampuan berenang
berang-berang sangat baik sehingga berang-berang tidak merasa kesulitan
dengan kehidupan didalam air. Berang-berang membuat sarang didalam
danau. Sebelum membuat sarang terlebih dahulu mereka membuat bendungan
untuk menahan laju arus air. Sarang dan juga bendungan yang dibuat
berasal dari cabang-cabang dan batang pohon. Untuk mendapatkan kayu-kayu
tersebut mereka bergotong-royong mencarinya dihutan. Dengan menggunakan
gigi depan yang cukup tajam, berang-berang ini memotong pohon dan
membawanya kedanau. Batang-batang pohon dan cabang-cabang pohon diangkut
kepermukaan danau untuk dibuat sebuah bendungan. Setelah kurang lebih
satu bulan akhirnya terbentuklah sebuah danau yang cukup besar sebagai
tempat tinggal mereka. Bentuk bendungan yang dibuat berbentuk cekung.
Ternyata disinilah letak kecerdikan satwa ini, karena bendungan yang
bentuk cekung dapat menahan tekanan air dengan sangat kuat. Setelah
terbentuk bendungan maka berang-berang mulai membuat sarang. Diatas
permukaan danau terlihat seperti tumpukan kayu yang sebenarnya adalah
sarang berang-berang tersebut. Untuk bisa masuk kedalam sarang mereka
harus melewati dasar sarang yang merupakan pintu masuk. Sarang tersebut
cukup kokoh karena pondasinya kuat. Didalam sarang tersebut mereka
membuat dua ruangan yaitu ruang makan dan ruang tidur. Berang-berang
membuat danau dengan kedalaman empat meter, hal ini bertujuan pada saat
musim dingin danau akan membeku, sehingga dengan kedalaman empat meter
berang-berang tetap bisa masuk kesarang mereka karena danau membeku
hanya di permukaan saja.
Rumah Berang-Berang Sebagai Contoh Inspirasi Pada Desain Arsitektur…
- Rayap.
Rayap hidup berkoloni dan membuat sarang. Sarang rayap dapat mencapai
kedalaman tiga sampai empat meter. Didalam sarang tersebut terdapat
tempat untuk bercocok tanam, tempat menyimpan makanan dan tempat
sirkulasi udara. Dalam membuat sarang rayap hanya menggunakan naluri dan
ilham yang dimilikinya karena rayap adalah satwa yang tidak bisa
melihat / buta.
Rumah Rayap Sebagai Inspirasi Adanya Basement Pada Highrise Building yang Ada Sekarang Ini…
- Burung Penganyam.
Sarang burung penganyam terbuat dari rumput-rumput kering. Burung
penganyam membuat simpul pada sebuat cabang pohon dengan berbentuk
lingkaran. Untuk membuat anyaman ini burung penganyam membuat tekhnik
anyaman yang dimulai dari bawah keatas. Saat pembuatan simpul yang
pertama harus benar, karena jika dari awal salah maka anyaman berikutnya
akan salah. Sebuah pekerjaan yang tidak mudah.
- Lebah Liar.
Lebah liar membuat sarang dari kertas yang berbentuk heksagonal yang
tersusun secara teratur. Ada juga lebah liar yang membentuk sarang
mereka seperti pot. Mereka membuatnya menggunakan air liur yang dicampur
dengan tanah. Setelah selesai membuat sarang, lebah liar tersebut
meletakkan telurnya didalam sarang kemudian menutupnya. Setelah cukup
lama telur-telur tersebut menetas dan anak-anak lebah akan keluar dari
sarangnya.
- Laba-laba.
Laba-laba membuat sarang mereka berbentuk jaring-jaring.
Jaring-jaring ini bersifat lentur namun sangat kuat. Jaring-jaring yang
dikeluarkan laba-laba berasal dari bagian belakang tubuhnya. Bila ada
satwa lain yang berukuran kecil terperangkap maka mustahil bisa lepas
dan dengan mudah laba-laba menangkapnya.
Kesimpulan :
Alam semesta merupakan sebuah arsitektur yang sangat kompleks, dimana
didalamnya terdapapt komponen-komponen arsitektur yang lebih kecil
lagi. Alam merupakan komponen kecil yang sudah tersusun secara alami
dimana banyak memberikan inspirasi dalam perkembangan desain arsitektur
mulai dari zaman purba hingga zaman modern ini.
Begitu pula Insting dan kecerdasan yang dimiliki satwa-satwa tersebut
bukanlah suatu kebetulan dan buka pula diturunkan dari generasi ke
generasi seperti yang dikemukakan oleh Darwin pada abad ke IX dalam
teori Evolusinya, melainkan pemberian Tuhan yang Maha Kuasa.
Selama ini manusia hanya menganggap bahwa arsitektur yang mereka buat
adalah karya manusia semata-mata, padahal semua kecerdasan dan
kemampuan manusia tersebut adalah Anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa
yang patut disyukuri. Maka itu Kelestarian alam perlu sekali untuk
dijaga sebaik-baiknya dan sebisa mungkin.
Bangunan Tradisional
Rumah Joglo…
Sebuah bangunan joglo yang menimbulkan interpretasi arsitektur Jawa
mencerminkan ketenangan, hadir di antara bangunan- bangunan yang
beraneka ragam. Interpretasi ini memiliki ciri pemakaian konstruksi atap
yang kokoh dan bentuk lengkung-lengkungan di ruang per ruang.
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan
karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai
wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud
seni bangunan atau gaya seni bangunan tradisional.
Struktur Konstruksi Rumah Joglo…
Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah adat Kudus terdiri
atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo
(tumpang sembilan) atau tumpang telu (tumpang tiga) di atasnya. Struktur
joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah,
juga sebagai tumpuan atap rumah agar atap rumah bisa berbentuk pencu.
Pada arsitektur bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan sekadar
pemahaman seni konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma
masyarakat pendukungnya. Kecintaan manusia pada cita rasa keindahan,
bahkan sikap religiusitasnya terefleksikan dalam arsitektur rumah dengan
gaya ini.
Denah Rumah Joglo…
Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama
di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu
utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna simbolis bahwa kupu
tarung yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu
di samping kanan dan kiri untuk besan.
Pada ruang bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai
mihrab, tempat Imam memimpin salat yang dikaitkan dengan makna simbolis
sebagai tempat yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan. Gedongan juga
merangkap sebagai tempat tidur utama yang dihormati dan pada waktuwaktu
tertentu dijadikan sebagai ruang tidur pengantin bagi anak-anaknya.
Ruang depan yang disebut jaga satru disediakan untuk umat dan terbagi
menjadi dua bagian, sebelah kiri untuk jamaah wanita dan sebelah kanan
untuk jamaah pria. Masih pada ruang jaga satru di depan pintu masuk
terdapat satu tiang di tengah ruang yang disebut tiang keseimbangan atau
soko geder, selain sebagai simbol kepemilikan rumah, tiang tersebut
juga berfungsi sebagai pertanda atau tonggak untuk mengingatkan pada
penghuni tentang keesaan Tuhan.Begitu juga di ruang dalam terdapat empat
tiang utama yang disebut soko guru melambangkan empat hakikat
kesempurnaan hidup dan juga ditafsirkan sebagi hakikat dari sifat
manusia.
Sistem Penghawaan Rumah Joglo…
Penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan
lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap
yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan
atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap
ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam
pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan
oleh manusia itu sendiri. Saat manusia berada pada rumah joglo paling
pinggir, sebagai perbatasan antara ruang luar dengan ruang dalam,
manusia masih merasakan hawa udara dari luar, namun saat manusia
bergerak semakin ke tengah, udara yang dirasakan semakin sejuk, hal ini
dikarenakan volume ruang di bawah atap, semakin ke tengah semakin besar.
Seperti teori yang ada pada fisika bangunan,
Efek volume sebenarnya memanfaatkan prinsip bahwa volume udara yang
lebih besar akan menjadi panas lebih lama apabila dibandingkan dengan
volume udara yang kecil.
Penghawaan Rumah Joglo…
Saat manusia kembali ingin keluar, udara yang terasa kembali
mengalami perubahan, dari udara sejuk menuju udara yang terasa diluar
ruangan. Dapat dilihat kalau penghawaan pada rumah joglo, memperhatikan
penyesuaian tubuh manusia pada cuaca disekitarnya.
“Untuk membedakan status sosial pemilik rumah, kehadiran bentangan
dan tiang penyangga dengan atap bersusun yang biasanya dibiarkan
menyerupai warna aslinya menjadi ciri khas dari kehadiran sebuah pendopo
dalam rumah dengan gaya ini,” tutur Zulfikar Latief, pemilik galeri
Rumah Jawa, yang menyediakan rumah adat joglo dan furnitur etniknya.
Kesan yang akan timbul dari arsitektur bangunan tradisional joglo
sering kali terasa antik dan kuno, hal ini timbul melalui kehadiran
perabot hingga pernak-pernik pendukung bernuansa lawas yang dibiarkan
apa adanya. Namun, dalam penataan hunian bergaya ini tidak ada salahnya
bila dikombinasikan dengan gaya modern maupun minimalis.
Arsitektur Tropis
Ciri-ciri iklim tropis :
- Curah hujan tinggi
- Kelembaban tinggi
- Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
- Angin (aliran udara) sedikit
- Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
- Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.
Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang
mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah
pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau
di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga
disana banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir sehingga
penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai
iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan
dibuat tebal dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak
terlalu cepat.
Kisi-kisi Sebagai Pereduksi Intensitas Cahaya Matahari Yang Masuk Ke Bangunan…
Strategi utama untuk bangunan:
– Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)
– Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
– Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara
– Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.
– Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena
akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan
penguapan.
– Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan),
time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri
kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas
panas rendah.
Bukaan yang Besar untuk Melancarkan Pergantian Udara Sehingga Dapat Memberikan Kesejukan Di Dalam Ruangan…
Perilaku iklim tropis dan bentuk bangunan:
- Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
- Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
– Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap
uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding
dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan
permukaan bangunan,
– Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.
Penguunaan Dinding dan Lantai dari Concrete Dapat Memberikan Kesan
Sederhana dan Suhu Dingin Pada Permukaan Dinding dan Lantai Tersebut…
- Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar
panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil.
Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan
menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai
time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi
tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan
isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di
permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil
agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan
harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.
Penanaman Vegetasi yang Banyak Juga Dapat Menurunkan Suhu Sekitar Bangunan…
- Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat
udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan
untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.
Bangunan tipe seperti inilah yang cocok untuk iklim di Indonesia.
Dengan curah hujan yang tinggi dan Intensitas panas terik matahari juga
tinggi, karena posisi Indonesia berada di garis Khatulistiwa menyebabkan
indonesia mempunyai kelembaban yang tinggi. Oleh karena itulah
Arsitektor tropis cocok di aplikasikan di Indonesia Tercinta.
Arsitektur Arab
Arsitektur Arab Modern
Menurut desainer interior dari Aesthetics Home, Mohammad Husni Saleh,
gaya Timur Tengah banyak menerapkan bentuk geometrik seperti motif
bintang, wajik, dan sulur-sulur. “Kesan ramai pun langsung tercipta
karena biasanya gaya ini sering menabrak- nabrakkan motif dan warna,”.
Eksterior…
Kekuatan arsitektur bergaya Timur Tengah terletak pada tata eksterior
dan interiornya yang dinamis. Sentuhan itu dapat ditemukan mulai
bentuk- bentuk lengkung atau kubah berornamen pada bagian jendela atau
lorong rumah, pemilihan desain kolom, dan material lantai. Semua hal
tersebut bisa menjadi aksen unik.
“Selain memakai banyak motif pada kaca patri, yang menjadi ciri khas
lain gaya Timur Tengah adalah pemakaian motif pada lantai dan
langit-langit. Selain itu, tatanan pilar dengan atap kubah kian
menguatkan gaya Timur Tengah,” sebut Husni, yang alumnus Institut
Teknologi Bandung.
Interior…
Satu lagi yang menjadi kekhasan rumah Timur Tengah adalah
ketersediaan kolam dan air mancur. Kehadiran sebuah kolam dengan mozaik
keramik kecilkecil bermotif lengkap dengan nat yang diwarnai menjadi
ciri khas. Kolam biasanya diletakkan di area foyer, ruang tengah, atau
area-area umum lainnya.
Penggunaan kaca patri pada rumah Timur Tengah membuat ruangan menjadi
lebih hangat. Bias cahaya dari luar masuk ke dalam ruangan yang umumnya
memiliki penerangan temaram. Lampu pun dapat menjadi ornamen dekoratif
dalam tatanan interior.
Kisi-Kisi Sebagai Pereduksi Sinar Matahari…
Lampu gantung, table ware, serta aksesori ruang dari kuningan,
shisha, dan botol-botol dekoratif lainnya. Juga lilin dan dupa-dupaan
menjadi pelengkap untuk penyemarak suasana,” kata Husni. Warna memegang
peranan penting dalam konsep rumah Timur Tengah. Warna-warna khas Timur
Tengah yang biasa diaplikasikan pada sebuah hunian adalah terakota,
biru, hijau tua, hijau tosca, merah tua, dan warna-warna kayu.
Gaya Timur Tengah tak lengkap bila tidak dihiasi dengan karpet Persia
yang kaya corak. Tak hanya sebagai penutup lantai, karpet dengan
kombinasi warna cokelat tua, merah marun, dan kuning gading itu biasa
pula dipajang sebagai wall hanging yang melengkapi ruang.
Ciri khas lain gaya ini adalah digunakannya kain-kain pelapis
dekorasi ruang yang seolah-olah menjadi sebuah tenda di padang pasir.
Sementara itu, pada penataan ruang-ruang, biasanya menggunakan sistem
lesehan dengan bantal-bantal besar bermotif.
Ragam warna dan corak yang lebih hidup pada ornamen- ornamen ruang
memberi daya tarik tersendiri dan tentunya menjadikan penataan ruang
terasa lebih hangat. Gaya ini cocok sekali untuk mereka yang
berkepribadian eksentrik.
Arsitektur Kontemporer
gambar. contoh bangunan kontemporer
Arsitektur ini berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh
sekumpulan arsitek Bauhaus School of Design, Jerman yang merupakan
respon terhadap kemajuan teknologi dan berubahnya keadan sosial
masyarakat akibat perang dunia. Gaya kontemporer juga sering
diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary
of Architecture, Ernest Burden).
Istilah kontemporer sama artinya dengan modern yang kekinian, tapi
dalam desain kerap dibedakan. Kontemporer menandai sebuah disain yang
lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun
tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang
dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru. Arsitektur ini dikenali
lewat karakter desain yang praktis dan fungsional dengan pengolahan
bentuk geometris yang simple dan warna-warna netral dengan tampilan yang
bersih. Dalam desainnya banyak diterapkan penggunaan bahan-bahan
natural dengan kualitas tinggi seperti sutera, marmer dan kayu.
Untuk desain interiornya, misalnya lantai, ditampilkan dengan kesan
ringan melaui penggunaan keramik putih, lantai batu atau kayu atau
penggunaan karpet berwarna lembut dan simple. Pengolahan dinding dengan
warna-warna netral (krem, putih bersih dan abu-abu) atau diolah
unfinished dengan media semen plester atau bata ekspos. Untuk penutup
jendela banyak ditemui penutup dari jenis blinds atau tirai yang simple.
Furniture pun tampil dengan bentuk fungsional dan praktis dengan banyak
mengeksplorasi dari kayu, kaca, kulit, krom, stainless steel dan besi.